Friday, June 12, 2015





BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN LAS LISTRIK
Las busur listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tanaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan las dengan las busur listrik ini adalah merupakan sambungan tetap/permanen.
Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
1.  MESIN LAS DAN PERLENGKEPANNYA
            Pesawat arus bolak-balik (Mesin Las AC) pada dasarnya merupakan suatu transformator “step-down” yang dapat mengubah tegangan arus listrik misalnya listrik permulaan (120 atau 220 Volt) menjadi tegangan kecil yang menghasilkan arus besar yang sesuai untuk pekerjaan mengelas.





2.      HELM
Helm las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata, Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca las yang dipakai, tergantung pada pelaksanaan pengelasan.


           

3.      GLOVESS
Sarung tangan dibuat dari kain, kulit, karet dan asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan supaya tangan kita tetap aman.


         

4 . APRON / OVERALL/WEARPACK
Apron adalah alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau dari asbes. Ketentuan memakai sebuah apron pelindung, harus dibiasakan diluar baju kerja. Apron terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar.
                         
                                                      

5. SAFETY BOOTS
Sepatu pengaman dipakai untuk menghindarkan kerusakan kaki dari tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Sepatu ini harus terbuat dari bahan yang sesuai dengan kebutuhan kita bekerja. Sepatu pengaman ini, pada ujungnya selalu dilapisi baja.
 

6. SMEET TANG
Tang atau penjepit panas digunakan untuk menjepit benda kerja yang dalam keadaan masih panas setelah selesai pengelasan.


 

7. PALU TERAK
Palu ini digunakan untuk membuang / mengeluarkan hasil sisa (terak) pengelasan pada benda kerja.

    
8. SIKAT LAS
Sikat las biasanya digunakan untuk  membersihkan kotoran sisa las-lassan yang masih ada. Bulu sikat ini terdiri dari kawat yang berdiameter kecil.


9. MEJA LAS
 untuk meletakkan benda kerja yang akan di las.




10. ELEKTRODE
Elektrode fungsinya untuk memberikan lelehan cairan yang akan digunakan untuk pengelasan. Dalam mengelas posisi elektroda harus tegak lurus dan miring 600-700 untuk menghasilkan alur las-lasan yang baik. 

                 

Ø  Klasifikasi Elektroda

Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang artInya sebagai berikut :
  • E menyatakan elaktroda busur listrik
  • XX (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan Ib/in2 lihat table.
  • X (angka ketiga) menyatakan posisi pangelasan. angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di bawah tangan
·         (angka keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk pengelasan lihat table.

10. MASKER
Ditempat- tempat tertentu dari bagian bengkel, udara sering dikotori terutama akibat kimiawi, akibat gas yang terjadi, akibat semprotan cairan, akibat debu dan partikel lainnya yang lebih kecil. Misalnya asap ketika mengelas adalah salah satu contoh pengotoran udara yang terjadi. Pemakaian alat pelindung pernafasan ditentukan oleh jenis bahaya pengotoran udara. Penahan debu memberi perlindungan pernafasan dari debu, debu metalik yang kasar atau partikel lainnya yang bercampur dengan udara. Yakinlah bahwa pemakaian pelindung ini sudah rapat betul, sehingga udara yang dihirup melalui saringan (filter).





11. Apron




Ketentuan memakai sebuah apron pelindung harus dibiasakan diluar baju kerja. Apron kulit dipakai untuk perlindungan dari rambatan panas nyala api.

 

12. Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.


13. Klem Massa
Klem massa edalah suatu alat untuk menghu­bungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja dengan baik . Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat, minyak.


14. Benda Kerja
Benda kerja yang akan digunakan sebagai media pengelasan.

        



B. Pengertian Las Asitelin

Pengelasan dengan oksi asetilin adalah proses pengelasan secara  manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau     tanpa   logam  pengisi.

Untuk memperoleh nyala pembakaran yang baik perlu pengaturan campuran gas
yang dibakar. Jika jumlah gas O2 di tambah maka akan dihasilkan suhu yang sangat tinggi, lebih tinggi dari pada suhu lebur baja atau metal lainnya, sehingga dalam waktu sekejap mampu mencairkan logam     tersebutyang    cukup  tebal.

Pemakaian jenis las ini misalnya untuk keperluan pengelasan produksi, kerja lapangan dan reparasi. Umumnya las asetilin sangat baik untuk mengelas baja karbon, terutama yang berbentuk lembaran-lembaran dan pipa berdinding tipis. Pada umumnya semua jenis logam fero dan non fero dapat dilas dengan las jenis lain, baik dengan fluks maupun tanpa fluks.

a. Bahan Bakar Gas

1. Asetilin ( C2H2 )
Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°.


2. Propan
Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah.

b. Peralatan Las Oksi – Asetilin

1.  Silinder atau Tabung Gas
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung. Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen atau Asetilen dapat dilihat dari tinggi tabung Oksigen yaitu 1,4 m dan tabung Asetiline 1 m serta terdapat kode warna yang ada pada tabung itu.


b. Katup Tabung
Katup tabung berfungsi pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja.






c. Regulator
                  Regulator ini juga berfungsi untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekanan kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator. Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.



d. Selang Karet Gas Oksi-Asetilin
                  Selang Karet Gas Oksi-Asetilin Berfungsi untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju brander pembakaran. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang.



e. Brander atau Torch ( Pembakar )
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh Brander atau Torch, tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api.
Brander atau Toch memiliki dua fungsi yaitu :
•Sebagai pencampur gas oksigen dan gas asetilin.
•Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.

     

f. Pematik atau Korek Api Las
Alat yang berfungsi untuk menyalakan api pada ujung pembakaran waktu memulai mengelas.

g. Kaca Mata Las
Kaca mata las berfungsi :
a. Melindungi mata terhadap radiasi sinar ultraviolet dan inframerah,
b. Melindungi mata terhadap sinar yang tajam dan menyilaukan, agar dapat melihat benda kerja dengan baik,
c. Melindungi mata terhadap bahaya percikan bunga api.


C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Praktikum Dasar
1. Berdo’a terlebih dahulu.
2. Jangan bercanda saat praktikum.
3. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4. Hindari bekerja pada lantai yang basah.
5. Memakai peralatan standar keselamatan kerja (wearpack, kacamata las , sepatu, dan sarung tangan) untuk melindungi bagian tubuh dari radiasi cahaya, panas, kotoran maupun terkena benda kerja.

6. Sewaktu melakukan pengelasan  jangan sekali-kali melihat dengan mata telanjang (tanpa kaca mata las).
7. Hindari kontak/hubungan singkat antara kabel terminal mesin las dalam jangka waktu yg cukup lama.
8. Gunakan sarung tangan/smeet tang ketika mengangkat atau memegang benda kerja yang baru dilas.
9.  Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari benda kerja yang akan dilas.
10. Pilih tempat yang lebih aman dan nyaman dalam melaksanakan praktek.
11. Jangan menggunakan topi saat pengelasan
12. Gunakan masker supaya tidak terhirup asap yang disebabkan saat pengelasan.








BAB II PEMBUATAN BENDA KERJA
A. Las Listrik
1. Menyambung Datar
Rencana I
1. Siapkan bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar.
2. Letakan benda kerja diatas meja las (buatlah jig jika perlu).
3. Ukur dan tandai atau gores pada permukaan benda kerja dengan pena penggores atau kapur.
4. Pilih arus (ampere) dan elektroda yang sesuai dengan tebal pelat.
5. Pengelasan dilakukan dari arah kiri ke kanan dengan posisi flat(horizontal).
6. Petunjuk proses pengelasan, lihat Gambar
7. Bila kampuh pertama selesai, bersihkan dulu teraknya.
8. Lanjutkan ke baris yang lain dari sisi pelat sebelahnya hingga selesai.
9. Bersihkan teraknya.
10.Ulangi tahapan proses pengelasan diatas terhadap pelat yang lain dengan posisi pengelasan dari arah atas ke bawah.
11.Amati hasilnya dan catat hasil pengamatan tersebut.


Rencana Kerja II

1. Gunakan pelat hasil praktek latihan I.
2. Atur arus (ampere).
3. Las seperti terlihat pada gambar. 28 atau 29.
4. Elektroda bergerak berayun.
5. Bersihkan teraknya.












Rencana Kerja III
1. Bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar.
2. Letakkan benda kerja seperti terlihat pada gambar.
3. Ikat kedua uijungnya dengan pengelasan (tack welding).



4. Elektroda, arus (ampere) dan tebal benda kerja harus sesuai.
5. Mengelas dari kiri ke kanan.
6. Posisi elektroda seperti yang terlihat pada gambar. 31.
7. Bersihkan keraknya.
8. Lakukan seperti langkah-langkah diatas untuk sebelahnya.

              
2. Menyambung Siku/L
Rencana Kerja
1. Bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar.
2. Letakkan enda kerja seperti yang terlihat pada gambar. 32.
3. Ikat ke-dua ujungnya dengan pengelasan.


4. Elektroda, arus (ampere) dan tebal benda kerja harus sesuai.
5. Mengelas dari kiri ke kanan.
6. Posisi elektroda, lihat gambar. 33.
7. Bersihkan teraknya.
8. Lakukan seperti langkah-langkah sebelumnya untuk bagian sebelahnya.


3.      Menyambung T

Rencana Kerja V
1. Bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar.
2. Letakkan benda kerja seperti yang terlihat pada gambar. 34.
3. Ikat ke-dua ujungnya dengan pengelasan.

 
 4. Elektroda, arus (ampere) dan tebal benda kerja harus sesuai.
5. Mengelas dari kiri ke kanan.
6. Posisi elektroda, lihat gambar. 35.
7. Bersihkan teraknya.
8. Lakukan seperti langkah-langkah sebelumnya untuk bagian sebelahnya.



4.      Menyambug Pipa
Cara mengelas menyambung dua buah pipa yang dimana benda kerja diletakan dibawah tangan operator las dan proses pengelasan yang berlangsung dengan gerakan elektroda berbentuk lingkaran sesuai diameter benda kerja dan proses pengelasan berjalan dari kiri ke kanan dan bisa juga arah kanan ke kiri.
Adapun dengan cara di titik terlebih dahulu sebelum pengelasan menyuluruh agar tidak bocor, karena pipa yang digunakannya terlalu tipis.

 

A.    Las Asitelin
1. Melelehkan Logam Penyambung
a. Letakkan benda kerja diatas meja kerja.
b. Arahkan ujung brander ke bawah.
c. Buka sedikit kran gas bahan bakar.
d. Nyalakan pemantik api dan bakar ujung nosel hingga gas terbakar.
e. Buka sedikit demi sedikit kran gas oksigen hingga nyala api menjadi sesuai.
f. kemudian baru meleleh benda kerja dengan sesuai nyala api.
g. waktu meleleh kita dapat menggunakan bebera cara yaitu:
·         Alur Spiral
·         Alur Zig-zag
·         Alur Segitiga




2. Menyambung Pipa
a. Susun benda kerja seperti terlihat pada gambar dibawah ini, kemudiangabungkan. Tempatkan benda kerja pada posisi horisontal. Di-las dengan brander yang sesuai.
 
b.      Pengelasan dilakukan dengan logam pengisi ke arah vertikal. Perhatikan kemiringan brander dan logam pengisi.

                   

b.      Arah pengelasan : Kanan ke kiri.
c.       Posisi : Melingkar, horizontal.
d.      Benda las : Penyambungan pipa.
                    







BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN
c. Las Listrik
1. Las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.
2. Perlengkapan las terdiri dari Pembangkit Listrik, Pemegang elektroda, Penjepit Masa, Pelindung sinar, Pakaian kerja, Lain-lain
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelas yaitu Posisi Pengelasan, Pemilihan Elektroda, Kecepatan Pengelasan, Pengaturan Besar Arus Listrik, Sudut Kemiringan Elektroda dan Kerenggangannya, Bentuk sambungan dan Lintasan dan lain-lain.
4. Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan penyaluran arus listrik 200 A tergolong ukuran ringan atau kecil, mesin las berukuran sedang 250-300A , 400 ampere keatas tergolong mesin berukuran berat.
b.      Las Asetilin
1.      Las Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas.
2.      Perlengkapan las terdiri dari Tabung Gas Oksigen dan asitilin,  Katup Tabung, Regulator, Selang gas, Torch ( Pembakar ), Pematik api Las, Dan lain-lain.
3.      Alat keselamatan kerja las adalah sangat fital untuk digunakan. Penggunaan alat keselamatan kerja las ini akan memberikan jamiman keselamatan kepada juru las maupun lingkungan. Pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan kwalitas hasil lasan.



B.     SARAN
·         Menurut saya untuk kedepannya mohon semua perlengkapan pengelasan dipersiapkan selengkap mungkin sehingga proses pengerjaan tidak mengalami hambatan. Untuk mesin-mesin las listrik masih kurang, satu mesin digunakan oleh 4-5 orang. Itu pun ada mesin yang rusak tidak bisa digunakan.

·         Las asetilin mohon di perbanyak, setidaknya las asetelin itu ada 5 atau 4 sehingga pengelasam berjalan dengan lancer, karena satu las asetilin di gunakan oleh 17 orang sehingga praktek yang dilaksankan tidak banyak ilmu yang di peroleh.

·         Perlengkapan alat keselamatan kerja masih kurang,itu juga bisa diperbanyak. Dan tempatnya praktek tiddak terjadi bocor saat hujan, karna itu sangat mempengaruh saat pengerjaan pengelasan. Demikianlah semoga kedepannya dapat terealisasikan untuk kemajuan kampus kita.










DAFTAR PUSTAKA











Related Posts:

  • RANGKAIAN PENGISIAN DAN RANGKAIAN CDI v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} Normal 0 false false false false IN X… Read More
  • PENGERTIAN LAS LISTRIK DAN ASETELIN v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} Normal 0 false false false false EN-US X-NONE … Read More

0 comments:

Post a Comment

Ask friends for more Stamina!

Ask friends for more Stamina!

Unordered List

BLOGER FHOTO

Sample Text

Blog Archive